Senin, 30 Agustus 2010

3. Kebahagiaan

Kata apalagi ne....

Bahagia... hanya terdiri dari 7 huruf: B + A + H + A + G + I + A. Semua orang di dunia ini kukira pada sibuk mencari bahagia. Banyak jalan yang sudah mereka tempuh tanpa lelah; ada yang menumpuk harta sebanyak-banyaknya, ada yang kawin sebanyak-banyaknya, ada yang mengejar karir setinggi-tingginya, mengejar gelar akademis sampai berderet-deret, mengumpulkan medali sebanyak-banyaknya, memecahkan rekor dunia ini-itu, dll. Tetapi apakah mereka bahagia?! Emang gue pikirken... Loe tanya aja sendiri ke orangnya.

Terus terang sejak awal dulu bekerja di PT dan tentunya dah punya penghasilan sendiri... gajiiii...ya gue gajian. Saya suka berkhayal, alangkah bahagianya nanti kalau aku bisa punya mobil sendiri, rumah sendiri, jalan-jalan ke LN dan terus bila seiring karirku yang menanjak dan otomatis gajiku berlipat maka rasa bahagiaku makin bertambah kale'. Mobil nambah beli baru yang bagusan, rumah nambah beli baru yang bagusan, beli HD, beli TV gepeng super gedhe, main golf. Oh alangkah bahagia hati ini. Duarrr!!! petasan anak kampung (an) sebelah membuyarkan semua lamunanku.
Bukannya gue mo sok kaya and sombong, semua yang ku khayalkan dulu kini dah kumiliki; rumah MMan, mobil berkelas, jalan-jalan ke LN, perabot canggih dan mewah, ruko besar, usaha sendiri, dll. Tetapi rasa bahagia itu tak kunjung datang, atau mungkin karena aku belum memiliki motor HD impian, kale'? Aku ingat benar saat keinginanku punya mobil premium terwujud, di sore itu ada rasa senang dan bangga saat memutar kontak pertama kali lalu mencobanya keliling komplek perumahan. Tetapi saat bangun pagi esoknya saya bertanya kemana rasa senang kemarin petang itu pergi, sekarang kok rasanya biasa-biasa saja. Begitu juga ketika aku berhasil memiliki rumah MMan... heran rasanya kok biasa-biasa saja, malah yang kepikir bagaimana nanti merawatnya, perabot apa saja yang pantas untuknya, dll.


Kurang bersyukur kale', tegur teman saya bawel. Terus terang saya termasuk orang yang selalu pandai besyukur, berkat didikan agama Islam dan orang tua. Jadi apa dunk?

Kurang beramal kale', kritis teman saya nyinyir.Terus terang saya tidak punya jawaban yang bagus dan pasti tentang hal ini.


Lagi-lagi terus terang ne saya baru sebatas bisa mendefinisikan apa itu rasa senang dan apa itu rasa bahagia, inipun hasil ngobrol, baca-baca, denger radio, lihat TV, dll. Pengin tahu? Rasa senang itu semacam perasaan lega/ plong karena apa yang diinginkan terjadi adanya. Rasa ini ditandai dengan kepala dan dada menjadi ringan (plong) dan rasa ini bertahan paling lama 2 menitan. Lain halnya dengan rasa bahagia. Salah satu definisi, dari sekian banyak definisi, yang saya yakini itulah "bahagia", yaitu rasa senang yang diiringi rasa damai, tenang dan tenteram.


Jadi ada toh senang tapi tidak bahagia? Ya semacam ini dapat uang banyak dari sogokan rekanan, senang saat nerimanya tetapi habis itu bingung dan gelisah tidak habis-habisnya takut ketahuan orang laen. Wah pengalaman...ne. Aua... pengin tahu aje loe.


Lha... Lho? kalau rasa senang tapi bahagia itu apa? Ya... itulah bahagia. Gue pernah punya pengalaman yang tak terlupakan, yang tak hitung-hitung selama masa panghidupan saya hanya terjadi beberapa kali saja. Suatu malam kami sekeluarga sedang berkumpul; ada saya, nyonya dan 3 anak-anak kami. Kami sedang bermain bareng sambil bercanda. Eh tiba-tiba ada rasa lega luar biasa yang menyelinap di dada saya kemudian berangsur ada rasa damai, tenang dan tenteram menyesak di dada sampai-sampai saya diam terbaring sambil memegang dada dan membathin, " Ya Allah bila ini yang dinamakan bahagia, saya ucapkan terima kasih." Swear rasa ini berlangsung lebih lama sampai saya terbangun keesokan harinya pun masih tersisa rasanya. Akhirnya eureka! sudah kutemukan jawabannya: " BAHAGIA ITU BUKAN KARENA SUDAH PUNYA INI PUNYA ITU, NERIMA INI NERIMA ITU MELAINKAN KARENA BERSYUKUR INI BERSYUKUR ITU DAN MEMBERI INI MEMBERI ITU". Catatan: ane mohon maaf bila definisi bahagia ini kurang dalam, maklum nanti bersambung...